MUSEUM
GEOLOGI
A.LOKASI
SEJARAH
MUSEUM GEOLOGI
Alamat : Jl. Diponegoro No. 57
Kebon Pisang, Sumur Bandung
Kategori: No. Telp : (022) 73205
No. Fax :
B.SEJARAH
Museum Geologi didirikan
pada tanggal 16 Mei 1928.
Museum ini telah direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan
International Cooperation Agency). Setelah mengalami
renovasi, Museum Geologi dibuka kembali dan diresmikan oleh Wakil Presiden
RI, Megawati Soekarnoputri pada
tanggal 23 Agustus 2000. Sebagai
salah satu monumen bersejarah, museum berada di bawah perlindungan pemerintah
dan merupakan peninggalan nasional. Dalam Museum ini, tersimpan dan dikelola
materi-materi geologi yang berlimpah, seperti fosil, batuan, mineral.
Kesemuanya itu dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia sejak 1850.
Setelah Indonesia merdeka pada
Tahun 1945, pengelolaan Museum Geologi berada dibawah Pusat Djawatan
Tambang dan Geologi (PDTG/1945-1950). Pada tanggal 19 September 1945,
pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat dan Inggris yang diboncengi oleh
Netherlands Indiƫs Civil Administration (NICA) tiba di Indonesia (mendarat di
Tanjungpriuk, Jakarta). Di Bandung mereka berusaha menguasai kembali kantor
PDTG yang sudah dikuasai oleh para pegawai Indonesia. Tekanan yang dilancarkan
oleh pasukan Belanda memaksa kantor PDTG dipindahkan ke Jl. Braga No. 3 dan No.
8 Bandung pada tanggal 12 Desember 1945. Kepindahan kantor PDTG rupanya
terdorong pula oleh gugurnya seorang pengemudi bernama Sakiman dalam
rangka berjuang mempertahankan kantor PDTG . Pada waktu itu, Tentara Republik
Indonesia Divisi III Siliwangi mendirikan Bagian Tambang, yang tenaganya
diambil dari PDTG. Setelah kantor di Rembrandt Straat ditinggalkan
oleh pegawai PDTG, pasukan Belanda pun di tempat itu mendirikan lagi kantor
yang bernama Geologische Dienst. Di mana-mana terjadi pertempuran,
maka sejak Desember 1945 sampai dengan Desember 1949, selama 4 tahun kantor
PDTG terlunta-lunta pindah dari satu tempat ke tempat lain. Pemerintah Indonesia
berusaha menyelamatkan dokumen- dokumen hasil penelitian geologi sehingga harus
berpindah pindah tempat dari Bandung – Tasikmalaya- Solo – Magelang -
Yogyakarta, baru pada Th 1950 kembali ke Bandung.
C.PENGELOLAAN
Pengelolaan Museum Geologi yang
semula berada dibawah PUSAT DJAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI (PDTG), berganti nama
menjadi: Djawatan Pertambangan Republik Indonesia (1950-1952), Djawatan Geologi
(1952-1956), Pusat Djawatan Geologi (1956-1957), Djawatan Geologi (1957-1963),
Direktorat Geologi (1963-1978), Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (1978
- 2005), Pusat Survei Geologi (sejak akhir tahun 2005 hingga sekarang)
Seiring dengan perkembangan zaman, pada tahun 1999 Museum Geologi mendapat
bantuan dari Pemerintah Jepang senilai 754,5 juta Yen untuk direnovasi. Setelah
ditutup selama satu tahun, Museum Geologi dibuka kembali pada tanggal 20
Agustus 2000. Pembukaannya diresmikan oleh Wakil Presiden RI pada waktu itu,
Ibu Megawati Soekarnoputri yang didampingi oleh Menteri Pertambangan dan Energi
Bapak Susilo Bambang Yudhoyono.
D.FUNGSI DAN ISI
Museum Geologi terbagi menjadi
beberapa ruang pamer yang menempati lantai I dan II. Berikut ini merupakan
ruangan-ruangan yang berada di kedua lantai Museum Geologi serta fungsi dan isi
dari ruangan tersebut.
Lantai I
Terbagi menjadi 3 ruang
utama : Ruang orientasi di bagian tengah, Ruang Sayap Barat dan Ruang
Sayap Timur. Ruang Orientasi berisi peta geografi Indonesia dalam bentuk relief
layar lebar yang menayangkan kegiatan geologi dan museum dalam bentuk animasi,
bilik pelayanan informasi museum serta bilik pelayanan pendidikan dan
penelitian. Sementara, Ruang Sayap Barat, dikenal sebagai Ruang Geologi
Indonesia, yang terdiri dari beberapa bilik yang menyajikan informasi
tentang :
Hipotesis terjadinya bumi di
dalam sistem tata surya.
Tatanan tektonik regional yang
membentuk geologi Indonesia; diujudkan dalam bentuk maket model gerakan
lempeng-lempeng kulit bumi aktif
Keadaan geologi sumatera,Jawa,
Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara serta Irian Jaya
Fosil fosil serta sejarah manusia
menurut evolusi Darwin juga terdapat di sini
Selain maket dan panel-panel
informasi, masing-masing bilik di ruangan ini juga memamerkan beragam jenis
batuan (beku, sedimen, malihan) dan sumber daya mineral yang ada di setiap
daerah. Dunia batuan dan mineral menempati bilik di sebelah baratnya, yang
memamerkan beragam jenis batuan, mineral dan susunan kristalografi dalam bentuk
panel dan peraga asli. Masih di dalam ruangan yang sama, dipamerkan kegiatan
penelitian geologi Indonesia termasuk jenis-jenis peralatan/perlengkapan
lapangan, sarana pemetaan dan penelitian serta hasil akhir kegiatan seperti
peta (geolologi, geofisika, gunung api, geomorfologi, seismotektonik dan
segalanya) dan publikasi-publikasi sebagai sarana pemasyarakan data dan
informasi geologi Indonesia. Ujung ruang sayap barat adalah ruang kegunung
apian, yang mempertunjukkan keadaan beberapa gunungapi aktif di Indonesia
seperti : Tangkuban Perahu, Krakatau, Galunggung, Merapi dan Batu. Selain panel-panel
informasi ruangan ini dilengkapi dengan maket kompleks Gunungapi
Bromo-Kelut-Semeru. Beberapa contoh batuan hasil kegiatan gunung api tertata
dalam lemari kaca.
Ruang Sayap Timur Ruangan yang
mengambarkan sejarah pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup, dari primitif
hingga modern, yang mendiami planet bumi ini dikenal sebagai ruang sejarah
kehidupan. Panel-panel gambar yang menghiasi dinding ruangan diawali dengan
informasi tentang keadaan bumi yang terbentuk sekitar 4,5 milyar tahun lalu, dimana
makhluk hidup yang paling primitiv pun belum ditemukan. Beberapa milyar tahun
sesudahnya, disaat bumi sudah mulai tenang, lingkungannya mendukung
perkembangan beberapa jenis tumbuhan bersel-tunggal, yang keberadaan terekam
dalam bentuk fosil Reptilia bertulang-belakang berukuran besar yang hidup
menguasai Masa Mesozoikum Tengah hingga Akhir (210-65 juta tahun lalu)
diperagakan dalam bentuk replika fosil Tyrannosaurus Rex Osborn (Jenis kadal
buas pemakan daging) yang panjangnya mencapai 19 m, tinggi 6,5 m dan berat 8
ton. Kehidupan awal di bumi yang dimulai sekitar 3 milyar tahun lalu
selanjutnya berkembang dan berevolusi hingga sekarang. Jejak evolusi mamalia
yang hidup pada zaman Tersier (6,5-1,7
juta tahun lalu) dan Kuarter (1,7 juta tahun lalu hingga sekarang) di Indonesia
terekam baik melalui fosil-fosil binatang menyusui (gajah, badak, kerbau, kuda
nil) dan hominid yang ditemukan pada lapisan tanah di beberapa tempat khususnya
di Pulau Jawa.
Kumpulan fosil tengkorak
manusia-purba yang ditemukan di Indonesia (Homo erectus P. VIII) dan di
beberapa tempat lainnya di dunia terkoleksi dalam bentuk replikanya. Begitu
pula dengan artefak yang dipergunkan, yang mencirikan perkembangan
kebudayaan-purba dari waktu ke waktu. Penampang stratigrafi sedimen Kuarter
daerah Sangiran (Solo, Jawa Tengah), Trinil dan Mojokerto (Jawa Timur) yang
sangat berarti dalam pengungkap sejarah dan evolusi manusia-purba diperagakan
dalam bentuk panel dan maket.
Sejarah pembentukan Danau Bandung
yang melegenda itu ditampilkan dalam bentuk panel di ujung ruangan. Fosil ular
dan ikan yang ditemukan pada lapisan tanah bekas Danau Bandung serta artefak
diperagakan dalam bentuk aslinya. Artefak yang terkumpul dari beberapa tempat
di pinggiran Danau Bandung menunjukkan bahwa sekitar 6000 tahun lalu danau
tersebut pernah dihuni oleh manusia prasejarah. Informasi lengkap tentang fosil
dan sisa-sisa kehidupan masa lalu ditempatkan pada bilik tersendiri di Ruang
Sejarah Kehidupan. Informasi yang disampaikan diantaranya adalah proses
pembentukan fosil, termasuk batubara dan minyak bumi, selain keadaan
lingkungan-purba.
Sumbangan Dari PT Exspan
Nusantara
Lantai II
Terbagi menjadi 3 ruangan utama:
ruang barat, ruang tengah dan ruang
timur Ruang
barat (dipakai oleh staf museum)
Sementara ruang tengah dan ruang
timur di lantai II yang digunakan untuk peragaan dikenal sebagai ruang geologi
untuk kehidupan manusia.
Ruang Tengah Berisi maket
pertambangan emas terbesar di dunia, yang terletak di Pegunungan Tengan Irian
Jaya. Tambang terbuka Gransberg yang mempunyai cadangan sekitar 1,186 milyar
ton; dengan kandungan tembaga 1,02%, emas 1,19 gram/ton dan perak 3 gram/ton.
Gabungan beberapa tambang terbuka dan tambang bawahtanah aktif di sekitarnya
memberikan cadangan bijih sebanyak 2,5 milyar ton. Bekas Tambang Ertsberg
(Gunung Bijih) di sebelah tenggara Grasberg yang ditutup pada tahun 1988
merupakan situs geologi dan tambang yang dapat dimanfaatkan serta dikembangkan
menjadi objek geowisata yang menarik. Beberapa contoh batuan asal Irian Jaya
(Papua) tertata dan terpamer dalam lemari kaca di sekitar maket. Miniatur
menara pemboran minyak dan gas bumi juga diperagakan di sini.
Ruang Timur Terbagi menjadi 7
ruangan kecil, yang kesemuanya memberikan informasi tentang aspek positif dan
negatif tataan geologi bagi kehidupan manusia, khususnya di Indonesia.
Ruang 1 menyajikan informasi
tentang manfaat dan kegunaan mineral atau batu bagi manusia, serta panel gambar
sebaran sumberdaya mineral di Indonesia.
Ruang 2 menampilkan rekaman
kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya mineral
Ruang 3 berisi informasi tentang
pemakaian mineral dalam kehidupan sehari-hari, baik secara tradisional maupun
modern.
Ruang 4 menunjukkan cara
pengolahan dan pengelolaan komoditi mineral dan energi
Ruang 5 memaparkan informasi
tentang berbagai jenis bahaya geologi (aspek negatif) seperti tanah longksor,
letusas gunungapi dan sebagainya.
Ruang 6 menyajikan informasi
tentang aspek positif geologi terutama berkaitan dengan gejala kegunungapian.
Ruang 7 menjelaskan tentang
sumberdaya air dan pemanfaatannya, juga pengaruh lingkungan terhadap
kelestarian sumberdaya tersebut.
E.KESAN-KESAN
Di Museum Geologi, ICT yang di
terapkan telah banyak membantu dalam berbagai hal menarik di sana.
Sistem keamanan pun dilengkapi dengan CCTV yang di letakkan di daerah-daerah
yang dirasa rawan terjadi tindak kejahatan. Selain itu semua informasi tentang
koleksi fosil-fosil dan bebatuan di sana telah di simpan dalam data base
sehingga mudah dalam melakukan pencarian ketika ada suatu keperluan. Sistem
penyimpanan batuan dan fosil pun telah dilengkapi alat pengatur kelembapan
sehingga fosil dan batuan tidak lapuk.
Perjalanan kali ini saya beserta kawan kawan dari kelas Mandiri Prestasi Sman 2 Cikarang pusat akan berkunjung ke museum geologi dan kampus ITB
Perjalanan Pertama adalah mengunjungi Museum Geologi. Museum ini sering aku liat beritanya di harian Kompas. Makanya jadi tertarik. Letaknya di Jalan Diponogoro, berdekatan dengan pusat pemerintahan kota Bandung, Gedung Sate. Berikut sedikit laporannya:
Museum Geologi terdiri dari tiga bagian. Bagian kanan adalah peninggalan peradaban purba di Indonesia, Bagian kiri adalah mengenai batuan yang ada di Indonesia dan terakhir di lantai dua ada ruangan yang menjelaskan tentang penggunaan geologi untuk aktifitas umat manusia.
Kebetulan saya tertarik ke bagian kanan terlebih dahulu. Disana kita disambut oleh kerangka dinosaurus. Cukup menyeramkan. Tapi sayangnya kerangka tersebut adalah imitasi, karena sampai saat ini tidak pernah ditemukan adanya fosil Dinosaurus di Indonesia.
Di seberang fosil dinosaurus, terdapat beberapa fosil yang ditemukan di wilayah Indonesia. Fosil tersebut kebanyakan ditemukan di daerah Sangiran. Daerah di Jawa Timur yang sangat kaya dengan fosil. Fosil tersebut seperti kura-kura purba, banteng dengan tanduk super gede (panjangnya mencapai 3 meter), gajah mini, dll. Fosil gajah mini ini ditemukan di flores. Jadi keberadaan hobbit di flores kemungkinan benar. Wong gajahnya aja mini, logis pula kalau manusianya juga mini. Yang menjadai pertanyaan buat saya, Kenapa bisa begitu yah??
Selanjutnya di salah satu ruangan terpajang beberapa fosil tengkorak. Fosil tengkorak ini bukanlah korban PKI, tapi fosil manusia purba yang pernah tinggal di Indonesia. Agak merinding juga memasuki ruangan ini.
Ini dia replika dari Homo Erectus. Jenis manusia purba yang membuat saya penasaran waktu SMP. Klo ga salah penemunya E. Dobious. Amat disayangkan penemuannya kalah tenar oleh penemuan tengkorak Pittwall. Padahal tengkorak Pittwall hanyalah suatu propaganda untuk melegalkan kolonialisme. Sayang penemuannya diakui setelah ia meninggal. Pada akhir masa hidupnya, ia mengasingkan diri dari kehidupan. Bahkan beberapa kerabatnya menganggapnya gila.
Selanjutnya beralih ke bagian kanan. Gambar di atas adalah bagian dari meteorit yang ditemukan pada beberapa daerah di bumi. Ada yang ditemukan di Indonesia, Filiphina, Australia, Afrika, dan beberapa daerah lainnya. Ternyata meteorit tersebut sangat kecil dibanding dengan kerusakan yang ditimbulkannya. Unsue-unsur yang terkandung juga hampir sama dengan unsur yang ditemukan di bumi seperti besi, nikel, tembaga, pirit dan lain sebagainya.
Ini dia batuan yang sangat indah. Benda aslinya jauh lebih indah dari foto di atas (maklum fotografer pemula). Sebenarnya itu adalah batuan bulat, tapi dipotong melintang dan bagian dalamnya terdapat sesuatu yang sangat menakjubkan. Indah banget pokoknya.
Ini dia yang paling aku sesalkan. Batuan ini adalah korban vandalisme. Hampir semua bagiannya dicorat-coret. Usil banget sih. Di museum juga kelakuannya bar-bar. Jadi kesel…..
Selanjutnya naik ke lantai dua. Ada beberapa batuan dan benda geologi yang berguna untuk manusia seperti emas (foto di atas), besi, nikel, batubara, minyak bumi, dll.
Secara umum Museum ini layak untuk dikunjungi. Tidak ada tiket masuk, alias gratis. Sayangnya ruangan yang disediakan tidak cukup untuk seluruh koleksi Museum. Sehingga yang dipajang hanyalah 30% dari koleksi. Sisanya di taruh di gudang penyimpanan. Kalau ada waktu berkunjunglah.