Rabu, 05 Desember 2012

Mengunjungi Museum Geologi


MUSEUM GEOLOGI

A.LOKASI
SEJARAH MUSEUM GEOLOGI











Alamat : Jl. Diponegoro No. 57 Kebon Pisang, Sumur Bandung
Kategori: No. Telp : (022) 73205
No. Fax :

B.SEJARAH

Museum Geologi didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Museum ini telah direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan International Cooperation Agency). Setelah mengalami renovasi, Museum Geologi dibuka kembali dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus 2000. Sebagai salah satu monumen bersejarah, museum berada di bawah perlindungan pemerintah dan merupakan peninggalan nasional. Dalam Museum ini, tersimpan dan dikelola materi-materi geologi yang berlimpah, seperti fosil, batuan, mineral. Kesemuanya itu dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia sejak 1850.

Setelah Indonesia merdeka pada Tahun 1945, pengelolaan Museum Geologi berada dibawah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG/1945-1950). Pada tanggal 19 September 1945, pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat dan Inggris yang diboncengi oleh Netherlands IndiĆ«s Civil Administration (NICA) tiba di Indonesia (mendarat di Tanjungpriuk, Jakarta). Di Bandung mereka berusaha menguasai kembali kantor PDTG yang sudah dikuasai oleh para pegawai Indonesia. Tekanan yang dilancarkan oleh pasukan Belanda memaksa kantor PDTG dipindahkan ke Jl. Braga No. 3 dan No. 8 Bandung pada tanggal 12 Desember 1945. Kepindahan kantor PDTG rupanya terdorong pula oleh gugurnya seorang pengemudi bernama Sakiman dalam rangka berjuang mempertahankan kantor PDTG . Pada waktu itu, Tentara Republik Indonesia Divisi III Siliwangi mendirikan Bagian Tambang, yang tenaganya diambil dari PDTG. Setelah kantor di Rembrandt Straat ditinggalkan oleh pegawai PDTG, pasukan Belanda pun di tempat itu mendirikan lagi kantor yang bernama Geologische Dienst. Di mana-mana terjadi pertempuran, maka sejak Desember 1945 sampai dengan Desember 1949, selama 4 tahun kantor PDTG terlunta-lunta pindah dari satu tempat ke tempat lain. Pemerintah Indonesia berusaha menyelamatkan dokumen- dokumen hasil penelitian geologi sehingga harus berpindah pindah tempat dari Bandung – Tasikmalaya- Solo – Magelang - Yogyakarta, baru pada Th 1950 kembali ke Bandung.

C.PENGELOLAAN

 

Pengelolaan Museum Geologi yang semula berada dibawah PUSAT DJAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI (PDTG), berganti nama menjadi: Djawatan Pertambangan Republik Indonesia (1950-1952), Djawatan Geologi (1952-1956), Pusat Djawatan Geologi (1956-1957), Djawatan Geologi (1957-1963), Direktorat Geologi (1963-1978), Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (1978 - 2005), Pusat Survei Geologi (sejak akhir tahun 2005 hingga sekarang)


Seiring dengan perkembangan zaman, pada tahun 1999 Museum Geologi mendapat bantuan dari Pemerintah Jepang senilai 754,5 juta Yen untuk direnovasi. Setelah ditutup selama satu tahun, Museum Geologi dibuka kembali pada tanggal 20 Agustus 2000. Pembukaannya diresmikan oleh Wakil Presiden RI pada waktu itu, Ibu Megawati Soekarnoputri yang didampingi oleh Menteri Pertambangan dan Energi Bapak Susilo Bambang Yudhoyono.

 

D.FUNGSI DAN ISI

 

Museum Geologi terbagi menjadi beberapa ruang pamer yang menempati lantai I dan II. Berikut ini merupakan ruangan-ruangan yang berada di kedua lantai Museum Geologi serta fungsi dan isi dari ruangan tersebut.

Lantai I

Terbagi menjadi 3 ruang utama : Ruang orientasi di bagian tengah, Ruang Sayap Barat dan Ruang Sayap Timur. Ruang Orientasi berisi peta geografi Indonesia dalam bentuk relief layar lebar yang menayangkan kegiatan geologi dan museum dalam bentuk animasi, bilik pelayanan informasi museum serta bilik pelayanan pendidikan dan penelitian. Sementara, Ruang Sayap Barat, dikenal sebagai Ruang Geologi Indonesia, yang terdiri dari beberapa bilik yang menyajikan informasi tentang :

Hipotesis terjadinya bumi di dalam sistem tata surya.

Tatanan tektonik regional yang membentuk geologi Indonesia; diujudkan dalam bentuk maket model gerakan lempeng-lempeng kulit bumi aktif

Keadaan geologi sumatera,Jawa, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara serta Irian Jaya

Fosil fosil serta sejarah manusia menurut evolusi Darwin juga terdapat di sini

Selain maket dan panel-panel informasi, masing-masing bilik di ruangan ini juga memamerkan beragam jenis batuan (beku, sedimen, malihan) dan sumber daya mineral yang ada di setiap daerah. Dunia batuan dan mineral menempati bilik di sebelah baratnya, yang memamerkan beragam jenis batuan, mineral dan susunan kristalografi dalam bentuk panel dan peraga asli. Masih di dalam ruangan yang sama, dipamerkan kegiatan penelitian geologi Indonesia termasuk jenis-jenis peralatan/perlengkapan lapangan, sarana pemetaan dan penelitian serta hasil akhir kegiatan seperti peta (geolologi, geofisika, gunung api, geomorfologi, seismotektonik dan segalanya) dan publikasi-publikasi sebagai sarana pemasyarakan data dan informasi geologi Indonesia. Ujung ruang sayap barat adalah ruang kegunung apian, yang mempertunjukkan keadaan beberapa gunungapi aktif di Indonesia seperti : Tangkuban Perahu, Krakatau, Galunggung, Merapi dan Batu. Selain panel-panel informasi ruangan ini dilengkapi dengan maket kompleks Gunungapi Bromo-Kelut-Semeru. Beberapa contoh batuan hasil kegiatan gunung api tertata dalam lemari kaca.

Ruang Sayap Timur Ruangan yang mengambarkan sejarah pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup, dari primitif hingga modern, yang mendiami planet bumi ini dikenal sebagai ruang sejarah kehidupan. Panel-panel gambar yang menghiasi dinding ruangan diawali dengan informasi tentang keadaan bumi yang terbentuk sekitar 4,5 milyar tahun lalu, dimana makhluk hidup yang paling primitiv pun belum ditemukan. Beberapa milyar tahun sesudahnya, disaat bumi sudah mulai tenang, lingkungannya mendukung perkembangan beberapa jenis tumbuhan bersel-tunggal, yang keberadaan terekam dalam bentuk fosil Reptilia bertulang-belakang berukuran besar yang hidup menguasai Masa Mesozoikum Tengah hingga Akhir (210-65 juta tahun lalu) diperagakan dalam bentuk replika fosil Tyrannosaurus Rex Osborn (Jenis kadal buas pemakan daging) yang panjangnya mencapai 19 m, tinggi 6,5 m dan berat 8 ton. Kehidupan awal di bumi yang dimulai sekitar 3 milyar tahun lalu selanjutnya berkembang dan berevolusi hingga sekarang. Jejak evolusi mamalia yang hidup pada zaman Tersier (6,5-1,7 juta tahun lalu) dan Kuarter (1,7 juta tahun lalu hingga sekarang) di Indonesia terekam baik melalui fosil-fosil binatang menyusui (gajah, badak, kerbau, kuda nil) dan hominid yang ditemukan pada lapisan tanah di beberapa tempat khususnya di Pulau Jawa.

Kumpulan fosil tengkorak manusia-purba yang ditemukan di Indonesia (Homo erectus P. VIII) dan di beberapa tempat lainnya di dunia terkoleksi dalam bentuk replikanya. Begitu pula dengan artefak yang dipergunkan, yang mencirikan perkembangan kebudayaan-purba dari waktu ke waktu. Penampang stratigrafi sedimen Kuarter daerah Sangiran (Solo, Jawa Tengah), Trinil dan Mojokerto (Jawa Timur) yang sangat berarti dalam pengungkap sejarah dan evolusi manusia-purba diperagakan dalam bentuk panel dan maket.

Sejarah pembentukan Danau Bandung yang melegenda itu ditampilkan dalam bentuk panel di ujung ruangan. Fosil ular dan ikan yang ditemukan pada lapisan tanah bekas Danau Bandung serta artefak diperagakan dalam bentuk aslinya. Artefak yang terkumpul dari beberapa tempat di pinggiran Danau Bandung menunjukkan bahwa sekitar 6000 tahun lalu danau tersebut pernah dihuni oleh manusia prasejarah. Informasi lengkap tentang fosil dan sisa-sisa kehidupan masa lalu ditempatkan pada bilik tersendiri di Ruang Sejarah Kehidupan. Informasi yang disampaikan diantaranya adalah proses pembentukan fosil, termasuk batubara dan minyak bumi, selain keadaan lingkungan-purba.

Sumbangan Dari PT Exspan Nusantara

Lantai II

Terbagi menjadi 3 ruangan utama: ruang barat, ruang tengah dan ruang timur            Ruang barat (dipakai oleh staf museum)

Sementara ruang tengah dan ruang timur di lantai II yang digunakan untuk peragaan dikenal sebagai ruang geologi untuk kehidupan manusia.

Ruang Tengah Berisi maket pertambangan emas terbesar di dunia, yang terletak di Pegunungan Tengan Irian Jaya. Tambang terbuka Gransberg yang mempunyai cadangan sekitar 1,186 milyar ton; dengan kandungan tembaga 1,02%, emas 1,19 gram/ton dan perak 3 gram/ton. Gabungan beberapa tambang terbuka dan tambang bawahtanah aktif di sekitarnya memberikan cadangan bijih sebanyak 2,5 milyar ton. Bekas Tambang Ertsberg (Gunung Bijih) di sebelah tenggara Grasberg yang ditutup pada tahun 1988 merupakan situs geologi dan tambang yang dapat dimanfaatkan serta dikembangkan menjadi objek geowisata yang menarik. Beberapa contoh batuan asal Irian Jaya (Papua) tertata dan terpamer dalam lemari kaca di sekitar maket. Miniatur menara pemboran minyak dan gas bumi juga diperagakan di sini.

Ruang Timur Terbagi menjadi 7 ruangan kecil, yang kesemuanya memberikan informasi tentang aspek positif dan negatif tataan geologi bagi kehidupan manusia, khususnya di Indonesia.

Ruang 1 menyajikan informasi tentang manfaat dan kegunaan mineral atau batu bagi manusia, serta panel gambar sebaran sumberdaya mineral di Indonesia.

Ruang 2 menampilkan rekaman kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya mineral

Ruang 3 berisi informasi tentang pemakaian mineral dalam kehidupan sehari-hari, baik secara tradisional maupun modern.

Ruang 4 menunjukkan cara pengolahan dan pengelolaan komoditi mineral dan energi

Ruang 5 memaparkan informasi tentang berbagai jenis bahaya geologi (aspek negatif) seperti tanah longksor, letusas gunungapi dan sebagainya.

Ruang 6 menyajikan informasi tentang aspek positif geologi terutama berkaitan dengan gejala kegunungapian.

Ruang 7 menjelaskan tentang sumberdaya air dan pemanfaatannya, juga pengaruh lingkungan terhadap kelestarian sumberdaya tersebut.

 

E.KESAN-KESAN

 

Di Museum Geologi, ICT yang di terapkan telah banyak membantu dalam berbagai hal  menarik  di sana. Sistem keamanan pun dilengkapi dengan CCTV yang di letakkan di daerah-daerah yang dirasa rawan terjadi tindak kejahatan. Selain itu semua informasi tentang koleksi fosil-fosil dan bebatuan di sana telah di simpan dalam data base sehingga mudah dalam melakukan pencarian ketika ada suatu keperluan. Sistem penyimpanan batuan dan fosil pun telah dilengkapi alat pengatur kelembapan sehingga fosil dan batuan tidak lapuk.

 

 Perjalanan kali ini saya beserta kawan kawan dari kelas Mandiri Prestasi Sman 2 Cikarang pusat akan berkunjung ke museum geologi dan kampus ITB


Perjalanan Pertama adalah mengunjungi Museum Geologi. Museum ini sering aku liat beritanya di harian Kompas. Makanya jadi tertarik. Letaknya di Jalan Diponogoro, berdekatan dengan pusat pemerintahan kota Bandung, Gedung Sate. Berikut sedikit laporannya:

Museum Geologi terdiri dari tiga bagian. Bagian kanan adalah peninggalan peradaban purba di Indonesia, Bagian kiri adalah mengenai batuan yang ada di Indonesia dan terakhir di lantai dua ada ruangan yang menjelaskan tentang penggunaan geologi untuk aktifitas umat manusia.
Kebetulan saya tertarik ke bagian kanan terlebih dahulu. Disana kita disambut oleh kerangka dinosaurus. Cukup menyeramkan. Tapi sayangnya kerangka tersebut adalah imitasi, karena sampai saat ini tidak pernah ditemukan adanya fosil Dinosaurus di Indonesia.
Di seberang fosil dinosaurus, terdapat beberapa fosil yang ditemukan di wilayah Indonesia. Fosil tersebut kebanyakan ditemukan di daerah Sangiran. Daerah di Jawa Timur yang sangat kaya dengan fosil. Fosil tersebut seperti kura-kura purba, banteng dengan tanduk super gede (panjangnya mencapai 3 meter), gajah mini, dll. Fosil gajah mini ini ditemukan di flores. Jadi keberadaan hobbit di flores kemungkinan benar. Wong gajahnya aja mini, logis pula kalau manusianya juga mini. Yang menjadai pertanyaan buat saya, Kenapa bisa begitu yah??
Selanjutnya di salah satu ruangan terpajang beberapa fosil tengkorak. Fosil tengkorak ini bukanlah korban PKI, tapi fosil manusia purba yang pernah tinggal di Indonesia. Agak merinding juga memasuki ruangan ini.
Ini dia replika dari Homo Erectus. Jenis manusia purba yang membuat saya penasaran waktu SMP. Klo ga salah penemunya E. Dobious. Amat disayangkan penemuannya kalah tenar oleh penemuan tengkorak Pittwall. Padahal tengkorak Pittwall hanyalah suatu propaganda untuk melegalkan kolonialisme. Sayang penemuannya diakui setelah ia meninggal. Pada akhir masa hidupnya, ia mengasingkan diri dari kehidupan. Bahkan beberapa kerabatnya menganggapnya gila.
Selanjutnya beralih ke bagian kanan. Gambar di atas adalah bagian dari meteorit yang ditemukan pada beberapa daerah di bumi. Ada yang ditemukan di Indonesia, Filiphina, Australia, Afrika, dan beberapa daerah lainnya. Ternyata meteorit tersebut sangat kecil dibanding dengan kerusakan yang ditimbulkannya. Unsue-unsur yang terkandung juga hampir sama dengan unsur yang ditemukan di bumi seperti besi, nikel, tembaga, pirit dan lain sebagainya.
Ini dia batuan yang sangat indah. Benda aslinya jauh lebih indah dari foto di atas (maklum fotografer pemula). Sebenarnya itu adalah batuan bulat, tapi dipotong melintang dan bagian dalamnya terdapat sesuatu yang sangat menakjubkan. Indah banget pokoknya.
Ini dia yang paling aku sesalkan. Batuan ini adalah korban vandalisme. Hampir semua bagiannya dicorat-coret. Usil banget sih. Di museum juga kelakuannya bar-bar. Jadi kesel…..
Selanjutnya naik ke lantai dua. Ada beberapa batuan dan benda geologi yang berguna untuk manusia seperti emas (foto di atas), besi, nikel, batubara, minyak bumi, dll.

Secara umum Museum ini layak untuk dikunjungi. Tidak ada tiket masuk, alias gratis. Sayangnya ruangan yang disediakan tidak cukup untuk seluruh koleksi Museum. Sehingga yang dipajang hanyalah 30% dari koleksi. Sisanya di taruh di gudang penyimpanan. Kalau ada waktu berkunjunglah.